Latar Belakang
Fenomena pergeseran bahasa ini patut dirasakan akibatnya untuk beberapa pihak, baik orang dewasa maupun anak usia dini. Sebab, bahasa merupakan alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
Dalam era globalisasi ini, banyak media-media yang menampilkan percakapan menggunakan bahasa yang bukan termasuk kedalam EYD. Mereka menggunakan kata-kata yang terdengar lebih nyaman diucapkan sehingga banyak ditiru oleh masyarakat yang makin lama mulai tidak menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
Penyebab dan Akibat
Westernisasi juga termasuk sebagai penyebab dalam pergeseran bahasa indonesia. Banyak orang yang nampaknya lebih bangga menggunakan bahasa luar ketimbang bahasa sendiri dengan maksud agar orang lain yang melihat akan takjub karena ia bisa berbicara bahasa asing ketimbang bahasa sendiri. Memang sekilas terlihat lebih 'berwarna' saat ada seseorang yang berbicara ataupun menulis status di sosial media menggunakan bahasa asing dan beranggapan bahwa menggunakan bahasa indonesia tidak seindah dengan pemakaian bahasa asing. Akibat dari pemakaian bahasa asing ini adalah hilangnya rasa nasionalisme dalam anak muda sekarang dalam berbicara satu sama lain,
Contoh lain pada anak-anak yang diberi kebebasan mengakses Internet. Seperti yang kita ketahui, Internet memiliki sisi baik untuk pendidikan dan memiliki sisi yang buruk pula untuk anak-anak pada umumnya. Mereka menggunakan bebas bahasa-bahasa kasar dengan menyamarkan dirinya dengan maksud menyenangkan diri sendiri. Tetapi jika ditelaah lebih lanjut, dampaknya akan terbawa saat mereka berkomunikasi dengan orang yang lebih tua dibanding mereka. Banyak anak-anak yang memakai bahasa yang tergolong sama antara teman sebayanya dengan orang yang lebih tua.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah
Jika kita melihat lebih dalam, banyak bahasa-bahasa yang ada di Indonesia, salah satunya adalah bahasa daerah. Bahasa daerah juga mulai tersingkirkan mengingat kasus diatas karena banyak anak muda yang minder dengan penggunaan bahasa daerah. Padahal menggunakan bahasa daerah sunggu menarik mengingat banyaknya bahasa-bahasa daerah di negeri ini. Misalnya, pemakaian bahasa jawa dalam percakapan digolongkan sesuai umur dan tingkat sosial sehingga mereka dapat berbicara dengan sopan dengan orang lain dan juga teman sebayanya.
Sudah seharusnya kita menanamkan bahasa Indonesia dan bahasa daerah pada anak usia dini agar tidak melupakan rasa nasionalismenya. Bukan berarti melarang untuk belajar bahasa asing, tetapi penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar harusnya diterapkan lebih mengingat akibat dari bahasa-bahasa yang kurang sopan dari media-media.